10 Jenis Pupuk Yang Perlu Diketahui Oleh Para Petani – Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang esensial untuk pertumbuhan tanaman. Selain air, pupuk memainkan peran krusial dalam mendukung proses pertumbuhan tanaman secara optimal. Meskipun pupuk organik telah digunakan sejak lama, pupuk kimia juga menawarkan manfaat tersendiri. Unsur dan senyawa dalam pupuk kimia yang mudah larut dapat dengan cepat diserap oleh tanaman, membuatnya menarik bagi para petani.
Namun, sebagai petani yang bijaksana, penting untuk memahami berbagai jenis pupuk sebelum menggunakannya. Meskipun pupuk kimia memiliki kelebihan, seperti kandungan kalsium amonium nitrat yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, ia juga memiliki potensi bahaya.
Berikut adalah berbagai jenis pupuk organik dan kimia yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
Pupuk Organik
Pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman dan hewan, serta telah mengalami serangkaian proses merupakan pupuk organik. Bahannya yang alami dan aman, membuat kadar kandungan bahan organik pada tanaman meningkat, selain itu produktivitas lahan pertanian pun meningkat karena pupuk ini.
Jenis-jenis pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. Pupuk Kandang
Pupuk yang efektif untuk menyuburkan tanaman ini berasal dari kotoran hewan ternak maupun unggas, seperti ayam, kambing, kerbau, dan sapi. Tanaman dengan hasil utama buah atau biji menjadi tanaman yang paling sering menggunakan pupuk kandang ini, seperti kacang-kacangan dan buah-buahan.
Fosfor, nitrogen, dan kalium, menjadi unsur hara atau nutrisi makro yang paling banyak terkandung dalam pupuk kandang, sedangkan unsur makro seperti magnesium, sulfur, kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga.
2. Pupuk Hijau
Berbahan dasar sisa tanaman atau tumbuhan hijau, pupuk ini biasanya dibuat dari tanaman hasil panen. Pupuk hijau efektif dalam membantu meningkatkan kualitas tanah pada lahan. Tanaman yang biasanya dapat dijadikan sebagai pupuk hijau yaitu tanaman yang tergolong dalam keluarga Leguminosae (polong-polongan), dengan ciri-ciri tanaman yaitu memiliki sistem perakaran dangkal dan memiliki akar serabut, daun lebat tetapi batang tidak terlalu keras, bagian daun lunak sehingga mudah terurai oleh mikro organisme.
3. Pupuk Hayati
Pupuk hayati mampu meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi bagi tanaman.
4. Pupuk Serasah
Komonen tanaman yag sudah tidak terpakai atau limbah organik nabati mampu diubah menjadi pupuk serasah. Pupuk ini berasal dari perubahan warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput.
5. Pupuk Kompos
Jenis pupuk kompos berasal dari hasil pengomposan pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair, dan pupuk organik tablet. Melalui proses atau bantuan organisme pengurai, pupuk kompos dapat dibuat dengan dua metode, yaitu anaerob (tanpa udara) dan aerob (dengan udara).
6. Humus
Pupuk humus diperoleh dari hasil proses dekomposisi atau pelapukan dari dedaunan, serta ranting tanaman yang membusuk secara alami.
Pupuk Kimia
Terdapat dua jenis pupuk kimia yaitu pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Hanya ada satu macam hara yang terdapat pada pupuk kimia tunggal, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki unsur hara yang lengkap.
Sebelum mengenal tentang jenis-jenis pupuk kimia, sangat perlu bagi anda untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu.
Kelebihan
Unsur hara seperti nitrogen, fosfor, kalium, belerang, dan magnesium yang terkandung dalam pupuk kimia mampu menyuburkan tanah dengan tepat. Kadar zat yang tinggi dibandingkan pada pupuk organik membuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat.
Kekurangan
Senyawa asam dapat terbentuk karena mineral yang tidak dimanfaatkan dan akan bereaksi dengan air, sehingga menyebabkan peningkatan keasaman tanah. Selain itu, waktu pemupukan harus sering dilalukan karena pupuk tidak hanya bertahan lama dalam media tanah. Hal ini cukup merugikan karena harga pupuk kimia yang cukup mahal.
Jenis-jenis pupuk kimia adalah sebagai berikut:
1. Urea
Dalam sektor pertanian, pupuk urea sudah tidak asing lagi, bahkan pupuk ini merupakan pupuk yang paling diminati oleh para petani. Pupuk urea terbuat dari campuran gas amoniak (NH3) dan gas asam arang. Pupuk ini memiliki sekitar 46kg nitrogen yang terkandung dalam 100kg pupuk urea. Hal ini akan memudahkan proses fotosintesis dan menghasilkan lebih banyak klorofil, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lebih cepat.
Untuk menjaga kualitas pupuk urea, sebaiknya disimpan dalam suhu ruangan yang tidak terlalu panas maupun lembab karena urea memiliki sifat higroskopis. Sifat ini membuat pupuk mudah larut dan diserap tanaman, serta reaksinya yang asam membuat pupuk ini mudah terbakar oleh sinar matahari.
2. ZA (Zwavelzure Amonium)
Pupuk ini mengandung sekitar 21% nitrogen dan 24% sulfur dengan rumus kimia (NH4)2SO4. Pupuk ZA memiliki beberapa manfaat, di antaranya menghindari tanaman dari hama, menambah unsur hara pada tanaman, memperbaiki kualitas tanaman, serta menambah nilai gizi pada hasil panen.
3. SP-36 (Super Phosphate)
Pupuk yang terbuat dari pencampuran asam sulfat dan asam fosfat alam ini memiliki rumus kimia P2O5. Pupuk SP-36 umumnya digunakan di berbagai macam tanaman, seperti di perkebunan dan holtikultura yang mampu menambah unsur hara phosphor pada tanaman. Kandungan yang terdapat pada pupuk ini membantu tanaman menghasilkan banyak buah. Selain itu, pupuk SP-36 juga mampu memperbesar jaringan sel, memperbaiki kualitas biji, merangsang pembelahan tanaman, mempercepat pemasakan buah, serta menguatkan batang tanaman.